Minggu, 30 September 2012

Membina Keluarga Sejahtera Dari Segi Pendidikan


Keluarga merupakan hal yang tak bisa terlepas dari kehidupan siapapun didunia ini. Seseorang yang terlahir dan hidup didunia ini pasti mempunyai keluarga. Kita semua tidak dapat menyangkal bahwa keluarga yang bahagia merupakan idaman bagi semua orang dan merupakan pijakan yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Sebelum kita mempelajari lebih lanjut bagaimana cara membina keluarga sejahtera, kita semua harus tahu manakah yang dimaksud dengan keluarga? Siapa sajakah yang dimaksud dengan keluarga? Sebenarnya hal ini perlu diterapkan dalam Ilmu Pendidikan di Indonesia terutama dalam Pelajaran Bahasa Indonesia atau Pendidikan Kewarganegaraan untuk mempelajari lebih dalam apa makna keluarga itu sendiri agar nantinya bangsa Indonesia tidak buta akan makna keluarga itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keluarga adalah bapak dan ibu beserta anak-anaknya atau seisi rumah yang menjadi tanggungan. Atau satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat. Jadi, keluarga itu sendiri bukan hanya orang yang ada dalam ruang lingkup rumah kita atau orang-orang yang telah membesarkan kita tetapi juga satuan kerabat dalam lingkungan masyarakat misalnya sepupu ataupun famili. Jikalau kita sudah mengetahui apa makna mendasar dari keluarga itu sendiri maka kita sudah dapat mengetahui bagaimana cara membina keluarga sejahtera itu.

Sebuah keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang lengkap anggota keluarganya, baik pendidikannya serta lancar komunikasinya. Hal ini sudah dapat dipastikan menjadi faktor yang penting dalam membina keluarga yang sejahtera jika dipandang dari segi pendidikan. Keluarga yang lengkap dengan adanya bapak, ibu dan anak-anak maka akan ada saling mengisi dalam kekosongan antar anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya sehingga dalam keluarga itu dapat saling membantu terhadap suatu hal atau masalah. Sebuah keluarga yang tidak memiliki figur bapak atau ibu akan menimbulkan kekosongan dan akan menimbulkan dampak psikis terhadap anak-anaknya. Begitu pula pasangan suami istri yang belum mempunyai anak dipastikan belum bisa merasakan keluarga yang sejahtera karena dalam keluarga, anak merupakan metode pembelajaran yang baik dan merupakan jalur dalam mengimplikasikan rasa toleransi, sabar serta tanggung jawab yang telah dimiliki oleh manusia mulai dari lahir dan harus dikembangkan sampai akhir hayatnya.

Hal kedua yang harus diperhatikan dalam membina keluarga sejahtera adalah pendidikan yang baik. Hal ini dikarenakan lingkungan rumah yang kurang baik dapat mempengaruhi pendidikan dalam rumah. Karena hal sekecil apapun dalam keluarga merupakan metode pendidikan, baik bagi orang tua itu sendiri maupun bagi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Maka dari itu, pendidikan yang baik dalam ruang lingkup keluarga akan menciptakan kehidupan seseorang yang baik pula tetapi pendidikan yang buruk dalam ruang lingkup keluarga akan menciptakan kehidupan seseorang yang buruk pula. Untuk itu, keluarga perlu berperan aktif agar nantinya salah satu anggota keluarga itu dapat menjadi manusia yang lebih baik untuk keluarga lain, masyarakat dan orang banyak.

Yang terakhir yang perlu diingat adalah lancarnya komunikasi dalam sebuah keluarga yang dapat menjadikan keluarga itu harmonis nantinya atau tidak. Karena jikalau komunikasi tidak lancar maka tidak akan ada proses timbal balik yang baik dalam keluarga tersebut. Komunikasi diperlukan agar pendidikan dalam keluarga dapat berjalan dengan baik. Individu yang hanya sibuk dengan dunianya maka akan menghasilkan keluarga yang fakum sehingga dapat menjadi keluarga yang tidak sejahtera.

Itulah yang perlu diketahui dalam membina keluarga sejahtera dari segi pendidikan. Jadi sebenarnya bukanlah material atau Keuangan suatu keluarga yang menjadikannya sejahtera tetapi ada faktor-faktor tertentu yang membuatnya sejahtera, yakni kelengkapan anggota keluarga, penddikan yang baik serta komunikasi yang lancar antar satu sama lainnya.


"Family Is Everythings"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar